Urgensi soft skill dalam meniti pekerjaan dan karir

Antara softskill dan hardskill

Hardskill menggambarkan perilaku dan keterampilan yang dapat dilihat mata (eksplisit). Hardskill adalah skill yang dapat menghasilkan sesuatu sifatnya visible dan immediate. Menurut Fachrunnisa, kemampuan hardskill adalah semua hal yang berhbungan dengan pengayaan teori yang menjadi dasar pijakan analisis atas sebuah keputusan. Hardskill dapat dinilai dari technical test atau practical test. Menurut Santoso dan Fachrunissa, ellemen hardskill dapat terlihat dari intelligence quotion thinking yang mempunyai indikator kemampuan menghitung, menganalisa, mendisain, wawasan dan pengetahuan yang luas, membuat model dan kritis.

Softskill merujuk kepada indikator seperti kreativitas, sensitifitas, intuisi yang lebih terarah pada kualitas personal yang berada di balik prilaku seseorang

Pemahaman dari istilah hard skill adalah skill yang dapat menghasilkan sesuatu sifatnya visible dan immediate . Contohnya adalah skill untuk mengoperasikan forklift Perusahaan dapat dengan segera melihat apakah seseorang calon karyawan benar-benar dapat mengoperasikan forklift pada saat ia diuji untuk mengoperasikan mesin forklift tersebut. Tidak seperti hard skill , soft skill bersifat invisible dan tidak segera. Contoh soft skill antara lain: kemampuan beradaptasi, komunikasi, kepemimpinan, pengambilan keputusan, pemecahan masalah, conflict resolution , dan lain sebagainya. Hard skill dapat dinilai dari technical test atau practical test.

Pengertian softskill

Soft skills adalah ketrampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (termasuk dengan dirinya sendiri). Atribut soft skills, dengan demikian meliputi nilai yang dianut, motivasi, perilaku, kebiasaan, karakter dan sikap. Atribut soft skills ini dimiliki oleh setiap orang dengan kadar yang berbeda-beda, dipengaruhi oleh kebiasaan berfikir, berkata, bertindak dan bersikap. Namun, atribut ini dapat berubah jika yang bersangkutan mau merubahnya dengan cara berlatih membiasakan diri dengan hal-hal yang baru

Konsep tentang soft skill sebenarnya merupakan pengembangan dari konsep yang selama ini dikenal dengan istilah kecerdasan emosional (emotional intelligence). Soft skill sendiri diartikan sebagai kemampuan diluar kemampuan teknis dan akademis, yang lebih mengutamakan kemampuan intra dan interpersonal

Secara garis besar soft skill bisa digolongkan ke dalam dua kategori : intrapersonal dan interpersonal skill. Intrapersonal skill mencakup : self awareness (self confident, self assessment, trait & preference, emotional awareness) dan self skill (mprovement, self control, trust, worthiness, time/source management, proactivity, conscience). Sedangkan interpersonal skill mencakup social awareness (political awareness, developing others, leveraging diversity, service orientation, empathy dan social skill (leadership,influence, communication, conflict management, cooperation, team work, synergy)

Kecerdasan Interpersonal (interpersonal Intelligence) adalah kemampuan untuk mengerti dan menjadi peka terhadap perasaan, intensi, motivasi, watak, dan temperamen orang lain. Kepekaan akan ekspresi wajah, suara dan gerak tubuh orang lain (isyarat), dan kemampuan untuk menjali relasi dan komunikasi dengan berbagai orang lain

Kecerdasan Intrapersonal (intrapersonal intelligence) adalah kemampuan memahami diri dan bertindak adaptif berdasarkan pengetahuan tentang diri. Kemampuan berefleksi dan keseimbangan diri, kesadaran diri tinggi, inisiatif dan berani.

Thomas F. Mader dan Diane C. Mader , membedakan antara impersonal dan interpersonal communication. Komunikasi impersonal masing-masing saling memahami namun tidak ada keterlibatan emosi, interpersonal punya kualitas kedekatan yang lebih tinggi dari impersonal. Interpersonal adalah komunikasi antara dua orang atau lebih masing-masing punya keterlibatan emosi dan komitmen dalam menjalin hubungan.

Interpersonal skill adalah kemampuan dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Dalam teori kompetensi, keahlian interpersonal diartikan sebagai keinginan untuk memahami orang lain.

Soft Skill menurut sumber lain adalah , ”A sociological term which refer to the cluster of perdonality traits, social graces, facilty with language, personal habits, frendliness, and optimism that mark people to varying degress. Soft skill complement hard skills, which are technical requirement of o jobPersonal Qualities (Kualitas Individu): Responbility (Bertanggungjawab), sociability (Berjiwa social), self-management (Manajemen diri), integrity (Integritas), honesty (kejujuran). Interpersonal Skill (Keterampilan Interpersonal): Participates as member of the team (Berpartisipasi sebagai anggota tim), teaches others (Mendidik orang lain), serves client/customers (Melayani klien), exercise leadership (Melatih Kepemimpinan), negotiates (kemampuan bernegoisasi), works with cultural diversity (Bekerja dengan pendekatan budaya) .

Menurut studi yang pernah dilakukan Philip Humbret (1996), hampir semua pemimpin di dunia punya keahlian interpersonal yang bagus. Salah satu buktinya adalah kemampuan mereka dalam menjaga hubungan yang cukup lama dengan kenalan, sahabat, dan mitranya. Orang-orang yang prestasinya bagus di bidangnya juga rata-rata punya keahlian interpersonal yang bagus. Mereka mampu menjaga kesepakatan, menjaga perasaan, menghormati orang lain, menempatkan orang lain. Menurut hasil telaahnya Abraham Maslow seperti yang dikutip dalam buku Journey of Adulthood (1996), sebagian cirri orang-orang orang yang telah atau sedang mengaktualkan diri, memiliki potensi: deep loving relationship (hubungan yang mendalam), punya privasi tetapi tidak angkuh, punya humor tinggi yang mengandung pelajaran.

Kenyataan dilapangan

Survey yang dilakukan secara acak terhadap 17 398 lulusan sarjana UI tahun 2000-2006 mengungkapkan bahwa lebih dari 90% responden merasa bahwa pengalaman belajar di masyarakat, perusahaan/lembaga, dunia kampus, dan belajar mandiri sangat signifikan. Ini menunjukan bahwa kemampuan softskills menjadi salah satu persenjataan wajib dalam memenangi pertempuran mendapatkan peluang kerja.

Banyak sekali keluhan dari perusahaan mengenai ketidaksiapan lulusan perguruan tinggi untuk bekerja terkait aspek software seperti kemampuan bekerja dalam team; penguasaan etika dan nilai-nilai kerja; inisiatif; akuntabilitas kerja; kemampuan berkomunikasi dengan atasan, teman sekerja secara efektif, bertingkah laku secara asertif.

Selain memiliki kemampuan yang mumpuni di bidang masing-masing, seorang lulusan perguruan tinggi dituntut untuk memiliki sikap dan perilaku tertentu sesuai dengan bidang pekerjaan yang ditekuni. Di masa persaingan yang ketat saat ini, rasanya sudah tidak dapat ditawar-tawar lagi bahwa hard skills dan soft skills harus seiring dan sejalan dalam pengembangannya di perguruan tinggi sebagai pencetak sumberdaya yang tangguh dan unggul. Bila sejak awal mahasiswa dibekali dengan pengetahuan tentang soft skills yang cukup dan bahkan sudah terbiasa mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari maka peluang mereka untuk menjadi orang sukses di masyarakat akan semakin besar.

Apabila kita lebih jeli lagi melihat berbagai kasus yang terjadi, orang-orang yang berhasil mencapai tujuannya selalu melengkapi dirinya dengan hard skill dan soft skill. Soft skill sangat mendukung implementasi dari hard skill. Orang akan sulit mencapai keberhasilan apabila hanya mengandalkan soft skill, dan begitu juga sebaliknya apabila seseorang tidak dilengkapi dengan soft skill yang memadai maka kesuksesan akan sulit dicapai. Banyak orang yang hard skill-nya bagus dan tapi amburadul dalam berkomunikasi sehingga mampu menimbulkan konflik.

Sudah saatnya kita memperhatikan soft skill yang amat berperan dalam karir kita. Banyak individu yang meremehkan soft skill karena memang sejak dini mereka tidak pernah difokuskan untuk mendalami berbagai soft skill yang dibutuhkan dalam menjalani hidup maupun dalam berkarir.

Oleh karena itu banyak orang terhambat promosinya ketika berkarir, terjebak dalam konflik yang tidak kunjung selesai, tidak dipercaya oleh banyak orang, dan banyak hal lainnya karena semata-mata mereka hanya mengandalkan hard skill saja.

Dirangkum dari berbagai sumber

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Balas jasa, Konpensasi dan Remunerasi