The family business

Seringkali permasalahan yang dialami oleh perusahaan keluarga adalah masalah profesionalisme. Karyawan yang merupakan anggota keluarga kadang bersikap kurang profesional dan seenaknya, karena menganggap itu adalah perusahaan keluarganya. Tentunya, selain ini menimbulkan akibat buruk bagi karyawan lainnya, juga mengakibatkan kinerja perusahaan juga kurang optimal.

Sehingga, terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan agar profesionalisme tetap berlangsung, diantaranya:

• Pertama, perusahaan tersebut tetap harus menetapkan aturan-aturan yang ada sehingga membuat aturan tersebut secara tertulis, dibuatkan SOP dan peraturan perusahaan sehingga semuanya jelas sesuai dengan prosedur nya. Karyawan baik anggota keluarga maupun di luar anggota keluarga, terikat pada peraturan tersebut tanpa kecuali.

• Biasanya, perusahaan keluarga terutama yang masih baru berdiri, belum punya visi dan misi perusahaan. Maka, HRD dapat menolong pemilik untuk menentukan visi dan misi perusahaan sehingga perusahaan memiliki arah yang jelas kemana perusahaan akan dibawa.

• Sosialisasikan visi dan misi perusahaan sehingga siapapun anggota keluarga yang bekerja di tempat itu tetap menjalankan visi dan misi perusahaan. Terlebih lagi jika yang bekerja sudah generasi ke 3 atau ke 4. Bisa saja terjadi perbedaan sudut pandang antara generasi yang terdahulu sehingga menimbulkan konflik, karena itu sangat dibutuhkan untuk menetapkan visi dan misi perusahaan dan mensosialisaikannya.

• Lakukan pembagian tugas yang jelas, misalkan anak pertama membawahi keuangan, anak kedua membawahi personalia dan umum, anak ketiga membawahi marketing dan lainnya. Sehingga tidak semua dapat memberi keputusan untuk satu persoalan tertentu. Dan untuk anggota keluarga yang berada dibawahnya tetap harus menjalankan fungsi dengan baik, tetap lakukan penilaian kinerja untuk meningkatkan prestasi, jadi bukan hanya sekedar kerja dan digaji.

• Prinsip keadilan juga diterapkan dalam hal penggajian, buat struktur penggajian yang jelas sehingga baik keluarga atau bukan anggota keluarga ada di struktur penggajian yang sama dan tidak menimbulkan keresahan.

• Jangan segan untuk merekrut orang luar yang kompeten di bidangnya untuk memajukan perusahaan dan mengambil keputusan berdasarkan bisnis murni. Daripada memaksakan untuk memanfaatkan tenaga keluarga padahal tidak kompeten dan hasilnya malah buruk, tentu lebih baik merekrut orang yang memang sudah profesional.

Semoga tulisan ini dapat memberikan sedidkit pencerahan bagi pembaca budiman.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Balas jasa, Konpensasi dan Remunerasi

Urgensi soft skill dalam meniti pekerjaan dan karir